Gungun Imat R, begitu nama lengkapnya. Alumni Jurusan Perbandingan Agama (PA) Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung ini menjadi Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hidayah Sindangserang Bayongbong Garut. Berprofesi sebagai guru menjadi pilihan hidupnya sekarang. Bekal ilmu di PA ini menjadi modal dalam membimbing, berbagi ilmu dengan anak didiknya di SDIT Al-Hidayah yang berada di bawah Yayasan Al-Hidayah Sindangserang Bayongbong Garut.
Kecintaannya pada dunia pendidikan, mendorong Gugun untuk mendirikan SDIT Al-Hidayah yang baru berumur 2 tahun tersebut. Gungun pun berkisah, pilihannya pada jurusan PA pada tahun 1999 dikarenakan dua alasan; “Pertama, Jurusan lain tidak mengengerti, mengetahui soalnya memakai Bahasa Arab. Sebab saya latar belakang bukan dari Pesantren, tapi dari SMK. Kadua, waktu itu sedang terjadi konflik agama atau kasus di Ambon. Nah karena itu saya jadi tertarik,” jelasnya.
Selama kuliah, Gungun pun aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti di Jurusan PA, di LDM, ekstra kampusnya di KAMMI, FORSADA, juga beberapa kegiatan komunitas sendiri di ITB dan UNPAS.
Selepas lulus dari kampus tahun 2003 Gugun pun aktif di organisasi yang melakukan advokasi terhadap petani, “Abdi mah urang lembur, tapi organisasina mah international, dugi ka tiasa magang pertanian di Jepang. Sauihna ti Jepang masih aktif ngadamelan sababaraha proyek di eta NGO, teras damel ka New Zealand dugi ka tahun 2010,” paparnya menggunakan bahasa Indonesia yang artinya saya ini dari desa, tapi aktif di organisasi internasional, sehingga bisa magang ke Jepang dan bekerja hingga New Zealand.
Sepulang dari New Zealand, Gungun pun mendirikan SDIT. “Pulang dari New Zealand karena keluarga punya tanah wakaf dan ada yang menyumbang untuk pembangunannya, pada tahun 2011 didirikanlah SDIT,” sambungnya.
Sungguh apa yang didapatkan di bangku PA menjadi bekal sekarang. “Hasil kuliah di PA, sangat bermanfaat sekali baik dari segi pola pikir maupun pengalaman kepemimpinan,” jelasnya.
Pria yang murah senyum ini berpesan kepada adik kelasnya. “Sok sing soson-soson kuliahna pangarti mah teu beurat dibabawa. tur pasti manfaat di masyarakat. dunia kerja terbuka lebar (belajarlah dengan keras karena ilmu itu tidak berat dibawa pasti bermanfaat di masyarakat dan dunia kerja itu terbuka lebar), ” cetusnya.
Harapan untuk Fakultas Ushuluddin pun disampaikan Gugun. “Mudah-mudahan Fakultas Ushuluddin dapat lebih maju, melahirkan banyak pemimpin yang mencerahkan umat juga masyarakat,” pungkasnya